John Arne Riise akhirnya membuka kisah sebenarnya di balik isu yang menyatakan bahwa ia ingin mematahkan kaki David Beckham dalam laga Liverpool melawan Manchester United pada tahun 2001.
Isu ini muncul karena pernyataan Riise yang dipelintir oleh media, padahal niat Riise sendiri bukan untuk mencederai Beckham, melainkan hanya sebagai candaan ringan dalam wawancara. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh SPORT INGHAVE.
Ucapan Riise yang Dipelintir Media Norwegia
John Arne Riise menjalani wawancara dengan media Norwegia dua hari sebelum pertandingan besar Liverpool melawan Manchester United. Saat ditanya bagaimana cara menghentikan David Beckham yang sedang dalam performa terbaik, Riise menjawab dengan santai, “Ya saya akan menghentikannya saja.” Namun, media di Norwegia memelintir kalimat itu menjadi pernyataan kontroversial seolah Riise ingin mencederai Beckham secara serius.
Riise kemudian mengklarifikasi, “Saya diwawancarai dua hari sebelum laga oleh media Norwegia dan mereka bertanya bagaimana saya akan menghentikan Beckham,” dan menambahkan, “Saya bilang, ‘ya saya akan menghentikannya saja'” yang seharusnya dimaknai secara ringan dan bercanda.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Kepanikan Akibat Tajuk Berita di Hari Pertandingan
Pagi hari pertandingan, Riise tengah sarapan ketika asisten pelatih Liverpool, Phil Thompson, melemparkan surat kabar ke meja dan menyindir Riise mengenai berita yang menyebutkan ia berniat mematahkan kaki Beckham. Riise terkejut membaca tajuk besar yang berbunyi “Riise: Saya Akan Patahkan Kaki Beckham.”
Hal ini menambah tekanan besar bagi Riise jelang laga penting tersebut. Ia mengungkapkan, “Saya lihat halaman belakang dan tertulis ‘Riise: Saya Akan Patahkan Kaki Beckham’. Mereka memelintir wawancara saya,” menjelaskan bahwa media telah membelokkan maksud ucapan aslinya.
Baca Juga: Media Inggris Sebut Marselino Ferdinan Masuk Daftar Pinjaman Oxford?
Gol Spektakuler Riise yang Lahir dari Tekanan
Meskipun sempat panik akibat isu yang beredar, Riise berhasil memanfaatkan tekanan tersebut menjadi motivasi. Pada menit ke-32, ia mencetak gol indah dari tendangan bebas yang meluncur deras mengoyak gawang Manchester United yang dikawal oleh Fabian Barthez.
Gol ini tidak hanya mengangkat moral tim Liverpool, tetapi juga mengukuhkan posisi Riise sebagai pemain yang berkelas di Anfield. Riise mengenang, “Kami mendapat tendangan bebas. Saya bilang ke Didi Hamann, saya akan lari dulu baru kamu dorong bolanya. Tapi dia sudah dorong sebelum saya lari,” dan berkata dalam hati, “Ini saatnya. Ini momen saya untuk membungkam pemberitaan dan menunjukkan siapa saya.”
Riise sebagai Pahlawan Liverpool yang Tak Terlupakan
John Arne Riise tercatat tampil sebanyak 348 kali dengan 31 gol untuk Liverpool. Turut serta membawa klub memenangkan gelar FA Cup dan Liga Champions. Setelah tujuh tahun bersama The Reds, ia melanjutkan karier ke AS Roma dan sempat kembali ke Premier League bersama Fulham.
Riise menyatakan bahwa pertandingan lawan Manchester United adalah salah satu yang paling spesial, “Itu adalah pertandingan spesial karena bagi saya, ini Liverpool lawan Manchester United, dua klub terbesar untuk fans Norwegia.” Ia juga menambah, “Itu seperti duel saya melawan Solskjaer, dan saya melawan Beckham yang jadi idola saya karena cara dia menghadapi tekanan.”
Pesan Riise untuk Media dan Fans
Kisah Riise ini menunjukkan bagaimana media dapat dengan mudah membelokkan kata-kata seorang pemain menjadi isu yang kontroversial. Riise menegaskan bahwa pernyataannya hanyalah candaan dan bukan niat mencederai pemain lain. Ia berharap agar media dan penggemar bisa lebih bijak dalam menanggapi wawancara dan berita, agar tekanan yang tidak perlu tidak membebani para pemain.
Dari pengalaman ini, Riise belajar bahwa tekanan bisa menjadi api yang membakar semangat. Seperti yang dibuktikannya melalui gol spektakulernya melawan Manchester United. “Ini momen saya untuk membungkam pemberitaan dan menunjukkan siapa saya,” ujarnya tegas.
Dengan demikian, kisah ini adalah pengingat penting tentang bagaimana tekanan dan opini publik bisa mempengaruhi performa seorang atlet. Namun juga bagaimana atlet bisa mengubah tekanan itu menjadi bahan bakar untuk prestasi yang gemilang. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita olah raga terupdate lainnya hanya dengan klik sportinghave.com.